Ketika berbicara tentang kesehatan, gue dan istri tidak mau main-main. Terutama menyangkut kesehatan buah hati kami yang baru beranjak usia 1,5 tahun. Gue masih ingat, dulu di saat usianya belum genap setahun, si kecil sakit sampai berhari-hari. Badannya panas, kulit bintik-bintik merah, dan susah makan. Di situ gue dan istri langsung kelimpungan. Bingung harus ngapain. Andai dia udah gede dan bisa ngomong tentu akan lebih mudah memahaminya. Lah, ini usia belum genap setahun. Ditanya sakit di mana, perasaaannya gimana? Ya gak bisa. Namun akhirnya dia sembuh dengan melalui pemeriksaan 5 orang dokter yang berbeda dan dengan diagnosa yang berbeda-beda pula. Yang A bilang DBD, si B bilangnya alergi, si C bilangnya virus, dan macam-macam diagnosa lainnya.
Awalnya sih memang gue kira alergi, karena dari hasil periksa darah normal-normal saja jadi jauh dari kemungkinan DBD. Tapi gue juga gak terlalu yakin kalau itu alergi. Alergi apa? Makan aja masih serba buah dan sayuran yang dibubur, susu ASI dengan sesekali minum susu kotak.
Memang sungguh sulit memahami penyakit anak kecil (buat gue). Jangankan gue, lah wong dokter aja diagnosanya macam-macam kok. Makanya ketika mendapat undangan event dari Bunda Elisa Koraag, yang akrab disapa BunCha, gue langsung senang [to BunCha : terima kasih banyak buat undangannya]. Acaranya menyangkut kesehatan anak, lumayan menambah ilmu tentang kesehatan si kecil. Acaranya diselenggarakan oleh EnfaClub dengan tema "Tidak Semua Masalah Pencernaan Berkaitan Dengan Alergi" menghadirkan narasumber dokter muda nan cantik, DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K). Acara digelar pada tanggal 17 Juni 2017 yang lalu bertempat di Tanamera Cuisine lantai 2, Kebayoran, Jakarta Selatan.
*Acaranya sih sudah berlangsung lama, namun karna musibah kemalangan jadi gue baru bisa posting sekarang. Mohon maaf bagi penyelenggara dan terutama BunCha atas keterlambatan artikel ini.
Acara ini dihadiri oleh beberapa teman blogger yang lain. Dan seperti biasa, namanya event parenting ya kebanyakan pesertanya mamah muda emak-emak. Peserta cowok (bapak-bapak) bisa dihitung dengan jari. Dan sekali lagi, gue beruntung bisa jadi peserta dari sekian banyak emak-emak. Acaranya ada 3 sesi :
- Pertama kenali permasalahan pencernaan pada si kecil oleh DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K)
- Kenali alergi si kecil lewat tes alergi susu sapi oleh M. Nuh Nasution dari team ahli Enfa A+
- Cara membuat artikel SEO friendly oleh Group Head Digital Zenit Optimedia Parjono Sudiono
Namun artikel kali ini gue cuman mau posting tentang kesehatan si kecil yang berkaitan dengan bayi alergi susu sapi. Kenapa? Karena kalau membahas tentang SEO tentu banyak temen-temen blogger yang lebih paham (sebut saja "suhu").
Menurut penjelasan dari Dr. Ariani Dewi, sebagian besar bayi mengalami masalah pencernaan pada usia dini :
1. Functional GI Discomfort – tersering pada usia <1 tahun
2. Ketidaknyamanan pencernaan akibat :
Nutrisi
• Gas dalam usus berlebihan
• Gangguan penyerapan karbohidrat
• Cara pemberian minum
• Alergi protein susu sapi/intoleransi
Non-nutrisi
• Motilitas
• GER
• Hormon usus
• Gangguan flora usus
"50% bayi mengalami gejala ketidaknyamanan (discomfort) selama tahun pertama"
Gejala sistem pencernaan pada si kecil bisa ditandai dengan perut kembung, sering buang gas, sakit perut, mual atau muntah, BAB si kecil tidak lancar, serta si kecil suka rewel tanpa sebab yang jelas. Dan jika berkelanjutan, dapat berakibat jangka panjang (jika berlanjut >3 bulan) risiko kesehatan mental kemudian hari seperti Agresi, Hiperaktif, Cemas (anxiety), Gangguan tidur, Migren, dan juga Alergi. Jadi jangan salah ya gais, tidak semua masalah pencernaan disebabkan oleh alergi. Justru alergi itu bisa terjadi akibat gangguan pencernaan pada si kecil.
Cara Mudah Mendeteksi Bayi Alergi Susu Sapi
Zaman digital seperti sekarang ini semua mudah dilakukan. Kini kita bisa dengan mudah mendeteksi bayi alergi susu sapi. Cukup dengan mengunjungi situs www.enfaclub.com/testalergi-sususapi dan menjawab setiap pertanyaan yang muncul sesuai dengan yang dialami si kecil.
Setelah semua pertanyaan dijawab, maka di akhir test kita akan mengetahui bayi alergi susu sapi atau tidak.
So, buibu dan pakbapak yang penasaran soal alergi pada si kecil bisa mencobanya sendiri lewat situs tadi. Namun jika dirasa belum cukup tidak ada salahnya berdiskusi atau konsultasi ke dokter anak. Pokoknya jangan mau kompromi dengan penyakit. Ingat, "Lebih baik mencegah dari pada mengobati." ^_^
Terima kasih sudah mau berkunjung dan meninggalkan jejak di mari. EmoticonEmoticon